^_^

Assalaamu`alaikum... ^_^








Rabu, 04 Februari 2009

Pencemaran Udara

Pencemaran Udara
PENCEMARAN UDARA1
Rhafino Rieza Pahlevi, Thursina Andayani, Ayu Rahmi2

ABSTRAK
Udara adalah suatu campuran gas yang mengelilingi bumi. Di alam, udara tidak ditemukan dalam keadaan bebas polusi. Pencemaran udara ini terjadi akibat polutan yang berasal dari alam maupun kegiatan manusia. Namun, sumber utama yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran udara adalah gas buang dari alat transportasi. Semakin banyak transportasi yang digunakan, maka semakin banyak pula gas buang yang dihasilkan sehingga terjadi pencemaran udara. Adapun sumber pencemar lainnya adalah gas yang dihasilkan dari proses pembakaran, industri, pembuangan limbah, letusan gunung merapi, dan sebagainya. Bahan pencemar udara adalah oksida nitrogen, oksida belerang, oksida karbon, substansi radioktif, panas, dan lain-lain. Sebagai dampak pencemaran udara, timbul gangguan kesehatan dan beberapa hal lainnya seperti efek rumah kaca, dan hujan asam.

Kata Kunci : Pencemaran Udara, Bahan Pencemar, Dampak Pencemaran Udara


1 Judul Makalah Mata Kuliah Kimia Lingkungan
2 Mahasiswa FKIP kimia Unsyiah Angkatan 2005



BAB I
PENDAHULUAN

Udara merupakan sumber penting dalam kehidupan setelah air. Namun, campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi ini tidak ditemukan dalam keadaan bebas polusi di alam, dan komposisi campurannya juga tidak konstan. Itu artinya udara telah tercemar.
Pencemaran udara adalah masuk atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan makhluk hidup serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran udara dapat terjadi dimana saja, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup.
Adapun gas-gas pencemar udara utama yaitu Karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx), Sulfur oksida (SOx), Kloro Fluoro Karbon (CFC), Partikulat mater, Ozon (O3), & Emisi Hidrokarbon (HC).
Pada proses pernafasan, sekitar 99 % udara yang kita hirup merupakan gas oksigen dan nitrogen, selebihnya merupakan gas lain dimana menurut hasil penelitian, diantara gas-gas yang berjumlah kecil tersebut terdapat gas pencemar yang disebut sebagai polutan. Polutan ini ditimbulkan oleh gangguan fisik (panas dan radiasi), gangguan kimia (asap industri, asap kendaraan bermotor, asap pembangkit listrik,asap kebakaran hutan, asap rokok), dan gangguan biologi (timbunan gas metana pada lokasi urungan tanah, timbunan gas metana pada tempat pembuangan sampah, uap pelarut organik) yang terjadi di atmosfer. Di samping itu, pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer karena atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi hingga ketinggian ± 300 km.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1986 adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke udara atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai peruntukkannya, (Achmad; 2004).
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia, (http://organisasi.org/ilmu-pengetahuan).
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti, (http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran udara).
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.



2.2 Sumber Pencemaran Udara
Sumber pencemaran udara terbagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya : kegiatan manusia, sumber alami, dan sumber-sumber lainnya, (http://gogreenindonesia.blogspot.com).
2.2.1 Kegiatan Manusia
Adapun yang menjadi sumber pencemaran udara diakibatkan karena kegiatan manusia, diantaranya transportasi, industri, pembakaran sampah, dan limbah.
a. Transportasi
Banyaknya alat transportasi yang digunakan akan menghasilkan gas buang dari kendaraan tersebut dalam jumlah besar. Hal ini menyebabkan terjadinya pencemaran udara.

b. Industri
Gas buang yang dihasilkan dari proses industri dapat menunjang terjadinya pencemaran udara.

c. Pembakaran
Proses pembakaran akan menghasilkan asap atau gas buang yang dapat mencemarkan udara. Selain itu, hal lainnya yang berhubungan dengan pembakaran seperti perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar juga akan mengakibatkan udara terpolusi.

d. Limbah
Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya akan menimbulkan bau tak sedap sehingga dapat juga menjadi polutan pada udara.

2.2.2 Sumber Alami
Polutan udara alami adalah zat yang dihasilkan dari terjadinya letusan gunung merapi, kebakaran hutan, nitrifikasi dan denitrifikasi biologi. Selain itu, partikel-partikel padatan atau cairan berukuran kecil dapat tersebar di udara oleh letusan vulkanik, angin, atau gangguan alam lainnya.
2.2.3 Sumber-Sumber Lain
Beberapa sumber pencemar udara lainnya adalah transportasi ammonia, kebocoran tangki klor, timbulnya gas metana dari tempat pembuangan sampah, dan uap pelarut organik.
Pencemar udara juga dapat diklasifikasikan menjadi pencemar primer dan sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder, (http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran udara).
Polusi primer seperti SO2 dapat langsung mencemari udara sebagai proses alamiah atau aktivitas manusia. Polusi sekunder seperti asam sulfat terbentuk di udara melalui reaksi kimia antara polusi primer dengan komponen kimia yang sudah ada di udara, (Darmono; 2001).



2.3 Jenis-Jenis Pencemar Udara
2.3.1 Oksida Karbon
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara transportasi yang berbahan bakar solar. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO, (http://io.ppi-jepang.org/article.php).
Karbon monoksida merupakan polutan yang utama. jumlahnya mencapai hampir setengah dari seluruh polutan yang ada, (Fardiaz; 1992). Karena itu, strategi penurunan kadar karbon monoksida tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida, dan penggunaan bahan bakar yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.
Selain CO, oksida karbon lain seperti karbon dioksida (CO2) yang terdapat di udara dalam jumlah banyak juga akan membahayakan. Seperti CO, CO2 juga dihasilkan dari gas buang kendaraan, pemakaian bahan bakar fosil, pembakaran gas alam dan hutan, pembusukan, dahkan dari proses respirasi, (Aryulina; 2004).
2.3.2 Oksida Nitrogen
Oksida nitrogen dihasilkan dari proses pembakaran minyak tanah atau batu bara. Nitrogen yang terdapat di udara akan ikut terbakar menjadi NOx, . Oksida jenis ini terbentuk atas tiga fungsi yaitu suhu (T), waktu reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2). Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan oleh proses termal NOx, dan dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang biasa digunakan di kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%, (http://io.ppi-jepang.org/article.php).
2.3.3 Oksida Belerang
Emisi sulfur oksida (SOx) terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar. Selain itu kandungan sulfur dalam pelumas juga menjadi penyebab terbentuknya SOx emisi. Struktur sulfur terbentuk pada ikatan aromatik dan alkil. Dalam proses pembakaran sulfur dioksida dan sulfur trioksida terbentuk dari reaksi:
S + O2 SO2
SO2 + 1/2 O2 SO3
Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil, yaitu sekitar 1-5 %. Gas ini berbau tajam dan tidak berwarna. Jika bereaksi di atmosfir akan membentuk zat asam. Badan WHO PBB menyatakan bahwa pada tahun 1987 jumlah sulfur dioksida di udara telah mencapai ambang batas yang ditetapkan oleh WHO, (http://io.ppi-jepang.org/article.php).
2.3.4 Kloro Fluoro Karbon (CFC)
Peralatan rumah tangga berupa barang elektronik tidak semuanya aman digunakan. Sebagian dari alat-alat tersebut merupakan sumber pencemar udara. Polutan yang berasal dari peralatan rumah tangga seperti lemari es, pendingin ruangan dan peralatan rumah tangga yang menggunakan penyemprotan aerosol digolongkan ke dalam jenis CFC (Kloro Fluoro Karbon), (Aryulina; 2004). Selain CFC, komponen organik volatil laiinya adalah metana (CH4), benzena (C6H6), dan kelompok bromin.
2.3.5 Suspended Particulate Matter (SPM)
Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam komponen. Selain berbentuk padatan, juga berbentuk cairan yang mengendap dalam partikel debu. Pada proses pembakaran, debu terbentuk dari pemecahan unsur hidrokarbon dan proses oksidasi setelahnya. Dalam debu tersebut terkandung debu ituv sendiri dan beberapa kandungan oksida logam. Dalam proses selanjutnya di atmosfer, kandungan metal dan debu tersebut membentuk partikulat. Beberapa unsur kandungan partikulat adalah karbon, SOF (Soluble Organic Fraction), debu, SO4, dan H2O, (http://io.ppi-jepang.org/article.php).
2.3.6 Oksida Fotokimia
Pembentukan ozon pada atmosfer merupakan contoh dari pencemaran udara. Selain itu, beberapa contoh oksida fotokimia yaitu; peroksil nitrat, peroksida, hidrogen peroksida, formaldehid yang terbentuk di atmosfer oleh oksigen, dan uap hidrokarbon di bawah pengaruh sinar matahari.
2.3.7 Emisi Hidrokarbon (HC)
Emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam sumber. Pada mesin, tidak terbakarnya bahan bakar secara sempurna, atau tidak terbakarnya minyak pelumas silinder adalah satu penyebab munculnya emisi HC. Emisi hidrokarbon pada bahan bakar HFO yang biasa digunakan pada mesin-mesin diesel besar lebih sedikit jika dibandingkan dengan mesin diesel yang berbahan bakar diesel oil (DO). Emisi ini berbentuk gas metana (CH4), (http://io.ppi-jepang.org/article.php).
Selain jenis-jenis yang telah disebutkan di atas, adapun jenis pencemar lainnya adalah panas, suara, dan substansi radioaktif, seperti radon-222, iodin-131, strontium-90, plutonium-239, dan radioisotop lainnya yang masuk ke atmosfer dalam bentuk gas maupun suspensi partikel, (Darmono; 2001).
2.4 Dampak Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat terjadi kapan dan dimana saja. Dengan tercemarnya udara akan memberi dampak negatif bagi kesehatan, tanaman, hujan asam, efek rumah kaca, dan kerusakan lapisan ozon.
2.4.1 Dampak pada Kesehatan
Dampak terhadap kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara akan terakumulasi dari hari ke hari. Pemaparan dalam jangka waktu lama akan berakibat pada berbagai gangguan kesehatan, seperti bronchitis, emphysema, dan kanker paru-paru. Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh pencemaran udara berbeda-beda antarindividu. Populasi yang paling rentan adalah kelompok individu berusia lanjut dan balita, (http://www.walhi.or.id/pencemaran udara).
Dampak pencemaran udara di bidang kesehatan umumnya terjadi pada sistem pernapasan. Zat pencemar yang ada di udara akan ikut terhirup saat proses respirasi. Melalui proses ini, polutan akan masuk ke dalam tubuh. Kuatnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh begantung jenisnya. Partikulat yang berukuran besar dapat tersaring pada saluran pernapasan bagian luar, sedangkan pertikulat berukuran kecil / gas dapat mencapai paru-paru. Dari sini, polutan akan terserap ke dalam darah dan tersebar keseluruh tubuh. Dampak yang sering dijumpai adalah infeksi saluran pernapasan akut, termasuk asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya, (http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran udara).
Di samping itu, pencemaran udara yang sangat parah akan berdampak secara langsung terhadap mata (keluar air mata, mata terasa perih), dan tenggorokan (batuk, tenggorokan sakit), (http://www.foxitsoftware.com). Pencemaran udara juga dapat mengakibatkan penurunan Intelligent Quotient (IQ) otak, terutama pada anak-anak, (http://www.sinarharapan.co.id).
2.4.2 Dampak pada Tanaman
Selain berdampak pada kesehatan manusia, pencemaran udara juga dapat berakibat buruk bagi makhluk hidup lainnya, seperti pada tanaman. Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis, (http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran udara).
2.4.3 Hujan Asam
Pencemaran udara dihasilkan dari berbagai sumber. Polutan yang dihasilkan tersebut melayang-layang di udara hingga terbawa angin kemana-mana. Bahan kimia seperti SO2 dan NO akan bereaksi di udara membentuk polutan seperti NO2, asam nitrat, asam sulfat dalam bentuk butiran, garam nitrat, dan garam sulfat. Bahan kimia tersebut akan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam, embun asam, dan partikel asam. Zat yang berbentuk gas akan diabsorbsi oleh daun tanaman. Kombinasi deposit kering, basah, atau bentuk asam yang diserap tanaman tersebut dinamakan deposit asam, dan air yang jatuh dari udara disebut hujan asam, (Darmono; 2001).
Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 dapat bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Dampak dari hujan asam ini antara lain mempengaruhi kualitas air permukaan, merusak tanaman, melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan, dan merusak material dari bangunan karena hujan asam bersifat korosif, (http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran udara).
Metode yang dapat digunakan untuk menanggulangi terjadinya hujan asam adalah dengan menggunakan bahan bakar yang bersulfur rendah. Hal ini tentunya akan mengurangi pembentukan emisi SO2 yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
2.4.4 Efek Rumah Kaca
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Komposisi dan suhu juga mempengaruhi perubahan yang terjadi di atmosfer seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk disertai dengan kegiatan-kegiatannya, terutama dalam bidang transportasi. Beberapa pakar atmosfer dunia memprediksi akan terjadi kenaikan suhu diseluruh permukaan bumi yang dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global ini dapat terjadi sangat cepat disebabkan oleh peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca, (Achmad; 2004).
Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu dipermukaan bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO2 di atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca karena diumpamakan dengan fenomena yang terjadi di rumah kaca, (Aryulina; 2004).
Efek rumah kaca dapat diterangkan sebagai berikut :
Energi matahari yang masuk ke bumi mengalami:
- 25 % dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
- 25 % diserap awan
- 45 % teradsorbsi oleh permukaan bumi
- 5 % dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diadsorbsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun, sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan, gas CO2, dan gas rumah kaca lainnya untuk dikembalikan ke permukaan bumi, (Achmad, 2004).
Efek rumah kaca disebabkan oleh adanya CO2, CFC, CH4, O3, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global, (http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran udara).
Dampak dari pemanasan global adalah pencairan es di kutub, perubahan iklim regional dan global, perubahan siklus hidup flora dan fauna, dan sebagainya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghambat pemanasan global adalah penghentian emisi CFC dan halon, pengurangan penggunaan bahan bakar minyak dengan cara memberikan pajak yang tinggi terhadap minyak bumi dan menggantikan bahan alternatif pengganti lainnya serta penggunaan bahan yang lebih efisien dan irit, pengurangan penggunaan energi batu bara yang dapat menyeimbangkan polusi CO2 dengan cara mengganti batu bara dengan gas alam dalam pembanglit tenaga listik, penggunaan filter / scrubber untuk menyaring CO2 dari asap buangan pabrik ataupun pembangkit tenaga listrik yang menggunakan bahan bakar batu bara, produksi kendaraan yang irit bahan bakar ditingkatkan sehingga emisi CO2 yang terbuang juga sedikit, peningkatan penggunaan energi matahari, angin, dan panas bumi, peningkatan penggunaan gas alam sebagai pengganti minyak bumi untuk enegi dalam masa transisi, mengurangi penebangan hutan dan peningkatan penanaman pohon (reboisasi), mengurangi jumlah kelahiran melalui program Keluarga Berencana (KB).
2.4.5 Kerusakan Lapisan Ozon
Ozon adalah suatu bentuk oksigen dengan tiga atom O, yaitu O3. ozon tersebar dalam stratosfer membentuk lapisan yang tebalnya ± 35 km dengan konsentrasi yang bervariasi sesuai dengan ketinggiannya, (Achmad; 2004).
Lapisan ozon adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi pada ketinggian ± 30 km di atas bumi. Lapisan ozon yang terdapat pada lapisan atmosfer disebut stratosfer, (Aryulina; 2004).
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon, (http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran udara).
Lapisan ozon yang tipis ini bila dibandingkan tebalnya dengan seluruh atmosfer bumi cukup efisien dalam menyaring semua sinar ultraviolet (matahari) yang berbahaya bagi makhluk hidup di bumi. Semakin pendek gelobang radiasi ultraviolet (UV), maka semakin besar pula bahaya yang ditimbulkan pada kehidupan, namun semakin baik ia terabsorbsi oleh lapisan ozon. Radiasi UV dengan panjang gelombang pendek dikenal sebagai UV-C, dan dapat mematikan makhluk hidup. Ultraviolet dengan panjang gelombang lebih panjang disebut UV-A, kurang berbahaya, dan hampir semuanya dapat menembus lapisan ozon, (Achmad; 2004).
Emisi kloro fluoro karbon (CFC) merupakan senyawa yang berpeluang paling besar sebagai penyebab timbulnya lubang pada lapisan ozon. Senyawa ini berupa gas biru tua yang sangat stabil, mudah disimpan karena tidak mudah terbakar, dan harganya terjangkau. Karena itu, pengunaan CFC meluas dimana-mana, seperti pada AC, lemari es, bahkan digunakan sebagai pendorong aerosol dalam kaleng atau botol penyemprot.
Kestabilan CFC yang sangat bermanfaat di bumi ini menyebabkan rusaknya lapisan ozon. Senyawa yang terdifusi ke stratosfer ini akan mengalami pemutusan ikatan kimianya oleh radiasi UV-C sehingga menghasilkan klor bebas yang sangat reaktif yang kemudian akan mengikat satu atom O dari ozon. Hal ini akan mengubah ozon menjadi molekul oksigen biasa, yaitu O2, (Achmad; 2004).
Selain CFC, senyawa lain yang juga dapat merusak lapisan ozon adalah halon. Senyawa ini sepuluh kali lebih reaktif daripada CFC. Halon biasanya digunakan sebagai bahan dalam pemadaman api (pemadam kebakaran). Adapun senyawa lain yang turut berperan dalam merusak lapisan ozon adalah karbon tetraklorida (CCl4), kloroform (CHCl3), dan nitrogen dioksida (NO2), (Achmad; 2004).
Dengan rusaknya lapisan ozon, sinar UV-B matahari yang masuk tidak terfilter sehingga mengakibatkan kerusakan pada kehidupan di bumi. Beberapa dampak yang terjadi diantaranya yaitu gangguan kesehatan pada manusia, (seperti kanker kulit dan iritasi pada mata), gangguan pada rantai makanan di laut, serta kerusakan tanaman budidaya pertanian dan perkebunan (penyakit tanaman), (Aryulina; 2004).
Penyebab utama terjadinya kerusakan lapisan ozon adalah CFC. Untuk itu perlu dilakukan pembatasan pada penggunaan senyawa tersebut, yaitu dengan cara penghentian penggunaan CFC dalam penyemprotan aerosol dan pendingin ruangan, penghentian produksi basa plastik yang menggunakan CFC atau menggantinya dengan bahan lain, mendaur ulang freon dari mobil yang berAC, penggunaan freon untuk AC yang mudah bocor harus diganti atau dihentikan, dan yang paling baik adalah menghentikan semua penggunaan CFC, halon, metil kloroform, dan karbon tetraklorida, (Darmono; 2001).


BAB III
PENUTUP

Pencemaran udara adalah masuk atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Sumber pencemaran udara dapat berasal dari kegiatan manusia, (seperti gas buang dari penggunaan kendaraan bermotor, industri, pembakaran, limbah), dan sumber alami (seperti aktivitas gunung merapi, kebakaran hutan, dsb).
Adapun jenis-jenis pencemar udara yaitu karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), oksida belerang (SOx), kloro fluoro karbon (CFC), partikulat matter (PM), oksida fotokimia, dan emisi hidrokarbon (HC).
Pencemaran udara akan memberi dampak negatif bagi kesehatan (kanker paru-paru, iritasi mata, asma atau gangguan pernafasan), tanaman (gangguan pada pertumbuhan dan kerusakan pada tanaman) , hujan asam (merusak tanaman, menganggu kualitas air, merusak material bangunan, dsb), efek rumah kaca (pencairan es di kutub, perubahan iklim), dan kerusakan lapisan ozon (kerusakan pada kehidupan di bumi).


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Anonymous. 2002. Pencemaran Udara. http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_udara.
Aryulina, Diah. 2004. Biologi SMA Kelas 1, Esis. Jakarta: Erlangga.
Darmono.(2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: UI Press.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.
Godam64. 2006. Pencemaran Udara pada Lingkungan Hidup Sekitar Kita. http://organisasi.org/ilmu-pengetahuan.
Institut Kesehatan Kobe. Dampak Pencemara Udara terhadap Kesehatan Manusia. http://www.foxitsoftware.com.
Liem. 2004. Advokasi Pencemaran Udara. http://www.walhi.or.id/pencemaran udara.
Melinda. 2008. Pencemaran Udara. http://gogreenindonesia.blogspot.com.
Mer. 2003. Pencemaran Udara Ancam IQ Anak. http://www.sinarharapan.co.id.
Sudrajat, Agung. 2005. Pencemaran Udara Suatu Pendahuluan. http://io.ppi-jepang.org/article.php.

2 komentar:

  1. like this..
    literatur dicantumkan, tidak seperti blog2 yang asal menjiplak isi dari web ato sumber lain tanpa ada sumber yang jelas.. :)

    BalasHapus